Ada beberapa adegan yang berasal dari temanku Nao-chan ^O^
Selamat menikmati ya :3
Ceritanya tentang beberapa karakter dari beberapa anime yang mempunyai rambut merah menjadi satu keluarga dan memiliki hubungan kakak-adik.
Dan inilah karakternya
Keluarga rambut merah. Keluarga yang terdiri dari 9 bersaudara berambut merah.
- Anak pertama, Shirayuki (dari red haired snow white)
- Anak ke dua, Yona (dari Akatsuki no Yona)
- Anak ke tiga, Hilda (dari Cross Ange: Tenshi to Ryuu no Rondo)
- Anak ke empat, Kurisu (dari Steins Gate)
- Anak ke lima, Mikorin (dari Gekkan Shoujo Nozaki-kun)
- Anak ke enam, Maki (dari Love Live)
- Anak ke tujuh, Haruki (dari Akuma no Riddle)
- Anak ke delapan, Kyouko (dari Puella Magica Madoka)
- Anak ke sembilan, Akkarin (dari Yuru-Yuri)
Selamat menikmati :3
Di Minggu siang yang cerah dan
panas, anak tertua, ke dua, dan ke empat dari keluarga rambut merah, Shirayuki,
Yona dan Kurisu, sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing di ruang keluarga.
Yona yang sibuk menonton pertandingan memanah dengan suara keras, sementara
Shirayuki dan Kurisu yang diam saja dipojokkan, asyik membaca buku yang
dibawanya tanpa terganggu kebisingan dari siaran TV.
Shirayuki, Yona, dan Kurisu walau
sama-sama memiliki rambut berwarna merah dan bersaudara dengan selisih umur
yang berdekatan, tapi mereka punya penampilan yang berbeda. Shirayuki memiliki
rambut merah lurus dengan panjang sebahu. Badannya kecil dengan tinggi yang tak
terlalu pendek tapi juga tak terlalu tinggi. Dia sangat suka membaca buku dan
bekerja sebagai apoteker.
Kurisu si anak ke dua, mempunyai
rambut merah lurus yang sangat panjang dengan bentuk badan yang ideal dan
tinggi. Belum ditambah dengan kejeniusannya dalam penelitian. Sekarang dia
bekerja sebagai asisten dosen sekaligus peneliti di sebuah perusahaan teknologi
ternama. Anak ke empat, Yona, memiliki rambut merah ikal yang dipotong sangat
pendek. Badannya kecil dan pendek, meski begitu dia sangat ahli memanah. Dia
tak pernah meleset dalam urusan memanah.
Saat Yona sedang asyik menatap
layar televisi, tiba-tiba sebuah iklan yang penuh dengan warna pink muncul. Bukan
warna pinknya yang membuat kaget melainkan topik yang ada dalam iklan itu, first kiss. Wajah Kurisu dan Shirayuki yang
tak sengaja mendengar iklan itu langsung memerah sebelum Yona mematikan layar televisinya.
“I-iklan apa itu! Sama sekali tak
sopan!” seru Kurisu dengan wajah memerah. “Bagaimana bisa iklan seperti itu
lulus uji sensor! Apa saja yang dikerjakan orang-orang Badan Sensor Film sampai
iklan tak sopan seperti itu bisa tayang!”
“Tenanglah, Kurisu. Mungkin mereka terlalu
capek atau kurang teliti. Yang harus kita lakukan sekarang adalah
melaporkannya,” kata Shirayuki dengan nada menenangkan. Kurisu diam dan
mengangguk sementara Shirayuki menelepon ke customer
service Badan Sensor Film untuk melaporkan iklan tadi.
Saat Shirayuki sibuk menelepon,
Yona yang sedari tadi diam saja dengan wajah kaget gara-gara iklan tadi
mendekati Kurisu dan bertanya dengan wajah polos, “Kak Kurisu pernah mencium
seseorang?” Kurisu yang mendengarnya langsung membeku seketika.
“Hah!? Apa? Tadi kau tanya apa?”
tanya Kurisu dengan wajah memerah setelah beberapa detik sempat membeku.
“Apa kak Kurisu pernah mencium
seseorang?” ulang Yona dengan wajah dan nada yang masih sama polosnya dengan
tadi.
“Itu...” Kurisu bingung menjawabnya.
Saat Kurisu hendak menjawab pertanyaan Yona, Shirayuki mendekati mereka seraya
berkata, “Mereka bilang akan menelusuri iklan tersebut.” membuat Kurisu tak
jadi menjawab pertanyaan Yona dan lebih memilih memberi respon balik atas
perkataannya Shirayuki. “Syukurlah. Semoga mereka langsung bertindak. Jangan
sampai ada anak kecil yang melihat iklan seperti itu.” Shirayuki mengangguk
setuju.
“Kak Shirayuki,” panggil Yona.
Shirayuki menoleh ke arah Yona sambil tersenyum, “Apa?”
“Apa kak Kurisu pernah mencium
seseorang?” tanya Yona dengan wajah dan nada polos dan berhasil membuat
Shirayuki membeku mendengarnya.
“Kenapa kau bertanya begitu?” tanya
Shirayuki balik masih dengan senyum dan nada ramah.
Wajah Yona memerah. Dengan
malu-malu Yona menjelaskan alasannya, “Sebetulnya... aku belum pernah merasakan
ciuman. Karena itulah, aku ingin tahu gimana rasanya...”
“Pernah,” kata Shirayuki. Kurisu
melotot tak percaya kakaknya itu menjawab pertanyaan polos Yona.
“Benarkah? Apa dengan kak Zen?”
Shirayuki mengangguk. “Benar. Dan
itu dengan Zen.”
Yona menatap Shirayuki dengan mata
berbinar. “Bagaimana rasanya? Apakah lembut dan hangat seperti yang dijelaskan
di buku?”
Shirayuki tertawa garing
mendengarnya. “Hahaha. Aku juga tak tahu kata yang tepat seperti apa. Yang
pasti penjelasan yang ada di buku itu terlalu dilebih-lebihkan kalau
menurutku.”
Yona membulatkan mulutnya membentuk
huruf O saat mendengarnya sementara matanya masih berbinar-binar memandang ke
arah Shirayuki.
“Kurisu juga pernah melakukannya,”
kata Shirayuki sambil menolehkan kepalanya ke arah Kurisu, membuat Kurisu jadi
salah tingkah.
“Sudah kuduga, kak Kurisu pernah
melakukannya,” kata Yona dengan nada kagum dan mata berbinar-binar memandang ke
arah Kurisu. Kurisu hanya meringis.
“Apa kakak melakukannya sama kak Houin
Kyouma?” tanya Yona.
“Panggil dia mesum, jangan Houin
Kyouma. Atau Okabe, nama aslinya,” kata Kurisu dengan nada menasihati.
“Tapi kak Houin selalu menyuruhku
memanggilnya Houin Kyouma setiap bertemu denganku,” jawab Yona.
Kurisu menahan kekesalannya sambil
berkata, “Orang mesum satu itu...”
“Jadi kak Kurisu, apa kakak pernah
ciuman sama kak Houin? Apa ciuman pertama kakak dilakukan sama kak Houin?” Ternyata
Yona sangat penasaran sehingga dia memberondong Kurisu dengan banyak pertanyaan,
membuat Kurisu jadi salah tingkah.
“Sa — satu, satu tanyanya,” kata
Kurisu dengan suara agak meninggi. Yona hanya mengangguk tanpa mengeluarkan
sepatah kata pun.
“Jadi...” Wajah Kurisu langsung
memerah saat dia mengingat kembali ingatannya saat dia ciuman dengan Okabe. “Iya...
Aku pernah ciuman sama dia. Dan... ciuman pertamaku juga dengan dirinya.”
Yona membulatkan mulutnya membentuk
huruf O saat mendengarnya sementara matanya masih berbinar-binar memandang ke
arah Kurisu sementara Shirayuki tersenyum ke arahnya.
“Di — dia juga! Ciuman pertamanya
juga dilakukan denganku! Jadi kami sama...” kata Kurisu dengan wajah yang sudah
tak ada bedanya dengan kepiting rebus.
“Huwaaah keren...” kata Yuni
takjub.
“Itu sama sekali tak ada
keren-kerennya. Kau sendiri dikeliling banyak cowok gitu tapi tak ada yang
menciummu?”
Yona menggembungkan pipinya saat
mendengar pertanyaannya Kurisu. “Di bibir tak pernah. Tapi kalau di kening
pernah sekali...”
“Hooo... sama Hakku kah?” tanya
Kurisu dengan wajah menggoda.
Wajah Yona memerah seketika saat
mengingat kembali kenangan saat Hakku mencium keningnya, “I — itu karena Hakku
suka sekali menggoda!”
Kurisu memandangnya dengan tatapan tak
percaya, membuat Yona jadi sebal melihatnya, “Aku tak bohong kok! Hakku itu
suka sekali menggoda orang.”
Shirayuki mengelus-elus kepala Yona
seraya berkata dengan nada menenangkan, “Iya, iya. Kami percaya kok. Yang pasti
pembicaraan ini rahasiakan sama lainnya.”
“Aku sudah bisa membayangkan betapa
ramainya nanti kalau mereka mendengar hal ini,” kata Kurisu. Yona mengangguk
dan menjawab dengan semangat, “Baik!”
“Kami pulang!” seru Mikorin dan
Akarin dari pintu depan.
Yona, Kurisu dan Shirayuki yang
mendengar seruan adiknya yang baru datang belanja itu menyahut bersamaan,
“Selamat datang!”
********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar